Meneliti: biologi, zoologi, kuman, adaptasi, psikologi binatang.
Ia menulis penelitian tentang ilmu hewan 
(zoology) pertama kali. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak.. 
Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Nama aslinya adalah Abu Uthman
 Amr ibn Bahr Al-Kinani Al-Fuqaimi Al-Basri.
Al-Jahiz lah ahli biologi Muslim yang 
pertama kali mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang
 untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup.
Beliau dilahirkan dan dibesarkan di 
keluarga miskin. Meskipun harus berjuang membantu perekonomian keluarga 
yang morat-marit dengan menjual ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin 
berdiskusi di masjid tentang sains. Beliau bersekolah hingga usia 25 
tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi Arab, 
filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam, serta Al-Qur’an 
dan hadist.
Al-Jahiz juga merupakan penganut awal 
determinisme lingkungan. Menurutnya, lingkungan dapat menentukan 
karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas tertentu. Asal muasal 
beragamnya warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan 
tempat mereka tinggal.
Berkat teori-teori yang begitu cemerlang,
 Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir di
 dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di kota Basra, Irak itu 
berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang).
Dalam kitab itu dia menulis tentang 
kuman,  adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun 
tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup 
burung melalui migrasi.
Tak cuma itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz 
sudah mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang 
melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh
 terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri.
Karirnya sebagai penulis ia awali dengan 
menulis artikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus
 menulis hingga menulis dua ratus buku semasa hidupnya. Pada abad ke-11,
 Khatib al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya 
dari Kitab al-Hayawan of Aristotle.
Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice & the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).
 Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal
 setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika ia 
berusia 93 tahun.
Di sadur dari :  https://islamislogic.wordpress.com/100-ilmuwan-muslim/


 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar