Dalam catatan sejarah Asia Selatan, Amir Khusraw
dikenal sebagai seorang pemusik berbakat, penyair dan penulis sejarah
terkemuka. Dia berasal dari keluarga Turki, ayahnya bernama Sayf al-Din
Mahmud seorang prajurit yang terhormat yang dikirim ke Delhi, India dan
menjadi seorang perwira di bawah kepemimpinan Sultan Syams al-Din
Iltutmish yang berkuasa antara tahun 1211 hingga 1236. Khusraw lahir di
tanah Hindustan pada pada tahun 1253 saat ayahnya sedang menjalankan
tugas pelayanan di Patiyâlî , India. Karena Khusraw merasa dilahirkan
dan dibesarkan di Hindustan, maka dia menganggap dirinya sebagai seorang
Hindustan Turki .
Nama
Amir Khusraw begitu melegenda dalam sejarah musik Hindustan.
Kontribusinya dalam bidang musik begitu banyak dan luar biasa. Sehingga
sampai saat ini banyak orang masih memuji-mujinya sebagai seorang
musikus jenius yang lebih hebat dari para pemusik sezamannya bahkan para
pemusik abad-abad berikutnya. Dia sering disebut sebagai pendobrak
dalam Musik Klasik Hindustan.
Khusraw
telah menulis tiga jilid buku tentang musik dan karya-karyanya ini
masih ada hingga sekarang. Dia banyak memberikan kontribusi pada teori
dan praktek musik. Karya-karyanya ini sangat penting untuk menggali
gagasannya yang luar biasa tentang musik.
Bagian
kedua dari tiga jilid bukunya tentang musik yang berjudul Rasâ'il
al-I'jaz berisi sebuah pembicaraan tentang diferensiasi fundamental dan
prinsip-prinsip dalam musik. Wacana utama dalam karyanya tersebut
bertujuan menghasilkan sepotong prosa kreatif dalam terminologi musik.
Khusraw merupakan seorang pemusik yang mempunyai pengetahuan mendalam
tentang perkembangan sejarah musik dan mempunyai banyak pengalaman
aktual musik kontemporer. Dia selalu menggunakan istilah dan frase yang
mewakili konsep musik, teknik musik atau bentuk artistik musik untuk
memproduksi musik. Saat menulis karyanya tentang musik, dia selalu
berusaha menjelaskan makna dari setiap istilah atau frase yang
digunakannya. Sebab dia berharap pembaca karyanya mampu mengerti dan
memahami konsep-konsep musikal yang dibuatnya. Karena tanpa pemahaman
yang dalam saat bermusik, sebuah karya musik sulit dihargai.
Buku musik Khusraw sendiri membahas pengamatan terhadap:
(i) Teori dan sifat alami musik
(ii) Tradisi kuno
(iii) Suasana kontemporer dan latihan
(iv) Level pencapaian dalam teknik dan performa dalam bermusik
(v) Perlunya pendidikan yang lebih lanjut
Musik
menurut Khusraw adalah ilmu ('ilm) dalam lingkup yang sangat luas.
Seluk-beluk ilmu musik terlalu rumit untuk dikuasai oleh seorang
individu. Prinsip-prinsip musik pada awalnya ditetapkan oleh orang-orang
terpelajar Rum yaitu orang Yunani atau para ahli filsafat Bizantium.
Teori mode irama (ilm-i' usul) itu penting, termasuk di dalamnya ushul
yang mencapai empat, pardah mencapi dua belas, dan ibresham yang
mencapai empat. Ketiga mode irama tersebut merupakan irama dasar
sedangkan sisanya merupakan cabang mode irama (furû) dari irama dasar
tersebut.
Khusraw
selalu menganggap musik sebagai dasarnya ilmu. Dia telah menggunakan
kata ilm delapan kali dalam karyanya tentang musik. Dia menyebut musik
sebagai sebuah bidang studi, pengetahuan, dan pendidikan. Dalam
muslimheritage.com, disebutkan Khusraw menyatakan ilmu musik memiliki
dasar dari ilmu matematika. Jauh sebelum Khusraw memperkenalkan mode
irama, delapan mode irama dari Bizantium dan delapan mode irama
Arab-Persia dibuat berdasarkan matematika. Jadi, irama musik dibuat
menurut dasar matematika.
Khusraw
juga memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tradisi musik Hindustan
dan musik Arab-Persia. Dia memiliki bakat alami dalam bidang musik
sejak kecil. Kemudian dia dibesarkan dalam lingkungan dan adat yang
sangat menghargai musik sehingga tidak mengeherankan jika dia sangat
ahli dalam musik.
Dalam
tradisi musik Arab-Persia, dia menekankan aspek sejarah musik tersebut.
Untuk mengamati tradisi musik Arab-Persia dia merujuk pada teoretikus
musik dari Yunani atau Bizantium yang pertama kali mendefinisikan
prinsip-prinsip musik. Kemudian dia berbicara tentang eksponen besar di
kalangan orang-orang Arab dan Persia. Dia juga menggambarkan kontribusi
terhadap kemajuan perkembangan musik Arab-Persia oleh para ahli musik
dari Irak dan Isphahan. Dia menyebutkan para master musik Arab
termasyhur dari Baghdad dan Mesir. Dia juga menyebutkan dua musikus
hebat dari Persia yang bernama Nikesa dan Barbad yang berasal dari
Bâkharz dan Nahâvand. Selain itu, dia juga menggambarkan ahli teori
musik bernama Abdul Mumin yang karya-karya berkembang pesat selama
periode Ghurid pada abad-12, 50 tahun sebelum Amir Khusraw dilahirkan.
Abdul Mumin sendiri menulis karya penting musik yang berjudul Bahjat
al-Ruh pada masa pemerintahan Mu'izz al-Din Muhammad Ghuri pada tahun
1173 hingga 1206.
Meskipun
Khusraw mempunyai pengalaman dalam tradisi Arab-Persia, dia mempunyai
pandangan yang berbeda dari doktrin tradisional harmoni bola yang
menyatakan catatan musik (naghmât) dan melodi (alhân) berasal dari
gerakan bola dan bintang-bintang di langit. Dalam doktrin tradisional
harmoni bola tersebut diyakini bahwa semua musik yang sesuai dengan
gerakan tetap bola harus memenuhi beberapa set mode dan stereotip. Namun
Khusraw menganggap jika penciptaan musik hanya terbatas mengikuti
gerakan bola, maka kreatifitas manusia menjadi sangat terbatasi padahal
pengalaman maupun kreatifitas bermusik manusia itu jauh lebih luas
daripada lingkup terbatas gerakan bola. Menurutnya, musik itu harus
mengalir seiring pemikiran dan kreatifitas tanpa harus dibatasi. Dia
mengatakan, ilmu musik lebih luas cakupannya daripada luas langit jadi
musik tidak perlu mengikuti gerakan tetap bola.
Khusraw
juga sangat paham dengan adat tradisi musik Hindustan. Dia juga
mengagumi beberapa pemusik India hebat (Kalâvantân-i Hindî) pada masa
itu. Namun dia juga sangat kritis terhadap musisi Hindu yang pada
umumnya memiliki tingkat pemahaman yang kurang baik dalam bermusik.
Mereka mengabadikan tradisi musik selama berabad-abad melalui kabar
angin, tetapi mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang prinsip-prinsip
ilmiah musik. Sehingga prestasi musik mereka kurang bagus.
Menurut
Khusraw untuk mencapai keunggulan dalam olah vokal maupun bermain musik
instrumen diperlukan pendidikan musik. Sebab keunggulan dalam olah
vokal dan bermain instrumen musik mencerminkan kemampuan pemusik dalam
mengembangkan kinerjanya secara teknik dan artistik dalam bermusik.
Khusraw
membagi vokalis menjadi dua kategori utama yaitu kategori penyanyi umum
(mutribân / guyindgân) dan kategori penyanyi yang mempunyai
spesialisasi dalam gaya khusus. Penyanyi yang mempunyai spesialisi gaya
khusus terdiri dari:
(i) ahli dalam menyanyikan lagu asli Hindustani (Kalavantan-i Hindi)
(ii) ahli dalam menyanyikan lagu gaya ghazal Persia (Parsi Zubanan in ghazal-hai-Parsi
(iii) qawwalan yang spesial dalam membawakan lagu Qaol atau Sama'
Para
pendengar musik Qaol biasanya merupakan orang-orang yang menyukai musik
yang berisi kesalehan. Orang-orang yang mendengarkan musik Qaol
biasanya adalah kaum terpelajar dan para sufi. Musik Qaol berasal dari
Arab yang disebut Qaol-hai-Hejazi.
Sedangkan penguasaan dalam performa musik terdiri dari:
1. Kemampuan untuk memainkan melodi atau ritme dan membuat komposisi musik
2. Mengubah mode dengan menyesuaikan rasio
3. Kemampuan mengubah struktur tonik dan membawakan sebuah transisi dari satu mode ke mode lain
Khusraw
menyatakan, untuk mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip
mendasar musik dan memperoleh penguasaan dalam bermusik, maka seseorang
harus mendapatkan pendidikan musik secara benar. Seorang musikus harus
mengajar orang-orang muda dan memerintahkan mereka untuk belajar musik
dengan baik untuk menghasilkan seniman yang hebat. Sebab menurutnya,
para pemusik yang tidak mendapatkan pendidikan dalam bermusik dan
bernyanyi akan memainkan musik dengan pola jauh di bawah standar. Bahkan
Khusraw pernah mengkritik para musikus yang dijuluki King of Music
seperti para pemain Rebab dan Chang yang tidak mempunyai pengetahuan
dasar tentang prinsip-prinsip bermain musik.
Khusraw
mengatakan, dia mendengarkan suara-suara dari King of Music, kebanyakan
dari mereka hampir tidak tahu apa-apa. Mereka harus diberi pendidikan
musik sehingga mereka mampu membangun instrumen yang rumit dan kerangka
melodi yang terbaik.
Khusraw
jelas menyerukan dan menekankan pentingnya standar tinggi dalam
pendidikan musik. Dia terus berusaha keras untuk meningkatkan standar
bermain musik. Dia menganggap musik bukanlah hanya kesenangan semata
tetapi merupakan sebuah pengejewantahan dari ilmu dan seni yang harus
dimainkan dengan skill yang tinggi sehingga menghasilkan sebuah musik
yang begitu indah untuk didengarkan dan syarat makna. Dengan demikian,
para pendengarnya akan merasa puas. Hal ini jelas menunjukkan bahwa
Khusraw merupakan seorang musikus yang perfeksionis.
dikutip:
0 komentar:
Posting Komentar